Binjai | Tajamnews.co.id —
Sabtu pagi (4/10/2025) yang biasanya ramai di Kelurahan Jati Negara, Kecamatan Binjai Utara, mendadak dikejutkan oleh kabar duka. Seorang pria lanjut usia, Sabar Maruli (73), ditemukan meninggal dunia di rumah warga bermarga Sijabat, di Jalan TA Hamzah.
Temuan itu bukan sekadar berita duka biasa, tetapi juga potret kecil tentang kesunyian hidup para lansia yang sering terlewat dari perhatian sekitar.
Pagi yang Berubah Jadi Kepanikan
Saksi mata, Sudung Nainggolan (73), masih terlihat terpukul ketika menceritakan detik-detik penemuan jasad sahabatnya itu.
> “Saya kira beliau sedang tertidur. Tapi pas dipanggil-panggil tidak menjawab. Waktu saya dekati, sudah tidak bernyawa,” ucap Sudung pelan.
Ia segera melapor kepada perangkat lingkungan setempat. Tak lama, personel Polsek Binjai Utara dan BPBD Kota Binjai datang ke lokasi bersama petugas medis untuk melakukan pemeriksaan awal.
“Korban diduga meninggal dunia karena sakit. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan,” ujar Camat Binjai Utara, Hilman Angga.
Petani yang Hidup Sederhana
Sabar Maruli dikenal warga sebagai sosok petani yang tenang dan jarang berkeluh kesah. Ia tinggal tak jauh dari lokasi kejadian di Jalan TA Hamzah, Lingkungan VI, Kelurahan Jati Negara. Warga mengenalnya sebagai pribadi yang pekerja keras meski usia telah senja.
“Beliau sering bantu-bantu di ladang. Orangnya ramah, tapi belakangan ini katanya sering sakit-sakitan,” ujar seorang tetangga, Porman Sijabat.
Proses Evakuasi dan Pemeriksaan Medis
Petugas dari BPBD, Bhabinkamtibmas Aiptu Paidi, Kasi Trantib Kelurahan Jati Negara, serta Kepala Lingkungan VI turut mengawal evakuasi. Jenazah Sabar Maruli dibawa ke RSUD dr Djoelham Binjai untuk pemeriksaan medis.
Setelah dinyatakan murni meninggal karena sakit, jenazah akan diserahkan kepada pihak gereja setempat untuk prosesi pemakaman.
Refleksi di Balik Kejadian
Kasus ini mungkin tampak sederhana, seorang lansia meninggal karena sakit. Namun, bagi banyak warga, peristiwa itu menjadi pengingat tentang minimnya perhatian sosial terhadap para lansia yang hidup sendiri.
“Banyak lansia di sini tinggal sendiri. Kalau tidak ada tetangga yang peduli, mungkin baru ketahuan beberapa hari kemudian,” ungkap salah satu warga lain, yang enggan disebut namanya.
Kematian Sabar Maruli seolah meninggalkan pesan senyap tentang arti kepedulian di tengah masyarakat modern: bahwa di balik rutinitas dan kesibukan, masih ada sosok-sosok tua yang berjuang sendiri menunggu uluran perhatian.
(Lentini Krisna Prananta Sembiring, SE)