Langkat | Tajamnews.co.id —
Di tengah semangat pembangunan yang terus digelorakan Kepala Desa Karya Maju, Anwar, geliat kemajuan di Kecamatan Tanjung Pura itu masih terhambat satu persoalan klasik: akses penghubung yang tak kunjung terealisasi. Meski jalan, irigasi, dan fasilitas umum terus diperbaiki, kehidupan masyarakat masih dibatasi oleh Sungai Wampu yang memisahkan dua kecamatan tanpa jembatan permanen.
Setiap hari, warga menyeberang menggunakan sampan getek dengan biaya yang tak murah — Rp2.000 bagi anak sekolah hingga Rp25.000 untuk kendaraan roda empat. Situasi ini, menurut warga dan tokoh masyarakat, telah lama menekan pergerakan ekonomi desa.
“Pembangunan manusia dan infrastruktur kami jalankan seimbang. Tapi tanpa jembatan penghubung, semua ini seperti terhenti di tengah jalan,” ujar Kades Anwar, penuh harap agar Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution dan Bupati Langkat Syah Afandin memberi perhatian serius pada kebutuhan vital tersebut.
Seruan ini bukan sekadar keluhan, melainkan cermin perjuangan desa yang ingin maju, namun terkepung keterbatasan akses dasar. Di balik semangat gotong royong dan transparansi pemerintah desa, masyarakat kini menanti bukti nyata kepedulian pemerintah provinsi dan kabupaten.
“Jembatan itu urat nadi ekonomi rakyat,” tegas Anwar. “Tanpa akses layak, pembangunan desa akan terus jalan di tempat.”
(Rosdiana Br Purba)