Desa Lama, 14 November 2025 — Tajamnews.co.id
Musyawarah Desa Khusus (MUSDESUS) Ketahanan Pangan 2025 yang digelar di Aula Kantor Desa Lama berubah menjadi ajang kritik terbuka warga terhadap cara pemerintah desa menyusun program dan mengelola anggaran. Meski forum dihadiri banyak unsur pemerintah, keterlibatan masyarakat justru sangat minim.
Dalam satu dusun yang dihuni ratusan hingga ribuan warga, hanya dua orang yang diundang. Warga menilai musyawarah seperti ini “seolah hanya formalitas”.
Sejumlah peserta yang hadir menilai kebijakan ketahanan pangan yang diajukan pemerintah desa melenceng jauh dari potensi desa. Desa Lama adalah desa pertanian, namun program prioritas justru diarahkan ke kegiatan hewani.
Usulan penting warga—mulai dari pembelian gabah petani, mesin pengering padi, hingga bantuan modal untuk petani miskin—tidak mendapat respon positif.
Saat perwakilan kecamatan menjelaskan bahwa dana ketahanan pangan “tidak boleh dipakai untuk pertanian, hanya untuk hewani”, warga langsung menyampaikan kekecewaan.
“Ini benar-benar tidak masuk akal. Bagaimana mungkin desa pertanian tidak boleh mengusulkan program pertanian?” tegas salah satu warga.
Kemarahan warga semakin memuncak saat pemerintah desa kembali memasukkan program pembesaran sapi—program yang dinilai pernah gagal dan bahkan beberapa bantuannya dijual warga karena tidak ada pendampingan dan tidak jelas arahnya.
Warga Kritik Kepemimpinan Kades Ahyat
Dalam forum, banyak warga juga secara terbuka mengungkapkan ketidakpuasan terhadap kinerja Kepala Desa Lama, Sdr. Ahyat.
Menurut penilaian sejumlah peserta, selama hampir empat tahun menjabat, tidak terlihat ada kebijakan berarti yang mendorong perkembangan desa.
Warga menilai lemahnya perencanaan, minim wawasan kebijakan, serta ketidakmampuan merumuskan program yang tepat sasaran telah membuat potensi Desa Lama “berjalan di tempat”.
“Empat tahun berjalan seperti tanpa arah. Program yang muncul bukan kebutuhan masyarakat, tapi keputusan yang sulit dipahami logikanya,” ujar seorang tokoh masyarakat yang hadir.
Warga Tak Mau Lagi Program Gagal Diulang
Masyarakat menegaskan bahwa program ketahanan pangan tidak boleh lagi diisi kegiatan yang hanya menghabiskan anggaran tanpa hasil. Mereka meminta pemerintah desa untuk berhenti mengulang program yang sudah terbukti tidak efektif.
Musyawarah pun ditutup dengan nada kecewa dari banyak warga yang berharap pemerintah desa dan kecamatan benar-benar mendengar suara masyarakat, bukan sekadar menjalankan prosedur tanpa mempertimbangkan kebutuhan real Desa Lama.
(TN zk/dk)