Floating Image
Floating Image
Minggu, 5 Oktober 2025

Ironi di Tengah Genangan: Warga Binjai Patungan Bangun Parit karena Tidak Kunjung Diperhatikan


Oleh admintajam
05 Oktober 2025
tentang Berita
Ironi di Tengah Genangan: Warga Binjai Patungan Bangun Parit karena Tidak Kunjung Diperhatikan - TajamNews

-

135 views



Binjai | Tajamnews.co.id — 
Alih-alih menunggu janji pemerintah, warga Jalan Bambu Runcing, Lingkungan II, Kelurahan Bandar Senembah, Kecamatan Binjai Barat, memilih bergerak sendiri. Mereka memasang baliho besar bertuliskan “Open Donasi Pembuatan Parit – Kasian Warga Kebanjiran Terus” — sebuah jeritan terbuka dari masyarakat yang lelah tenggelam dalam genangan.

Baliho itu berdiri tegak di tengah lingkungan yang sudah lama menjadi langganan banjir setiap musim hujan. Di bawah seruan itu, terpampang pula kalimat sindiran tajam: “Pemerintah Mungkin Belum Ada Biaya...!!!” — menegaskan kekecewaan warga atas lambannya respon dari pihak berwenang.

“Iya, Bang. Aksi ini sudah dimulai sejak tadi malam. Saat ini baru terkumpul 10 sak semen, bantuan dari warga sekitar,” ujar Kepala Lingkungan II, Syahrial, Sabtu (4/10/2025).

Menurut Syahrial, baliho itu bukan sekadar pengumuman, tetapi bentuk perlawanan moral. “Kami sudah beberapa kali mengusulkan pembangunan parit ke kelurahan dan kecamatan, tapi sampai sekarang belum ada hasilnya,” ungkapnya dengan nada kecewa.

Warga tak tinggal diam. Esok harinya mereka berencana turun ke pasar membawa kotak sumbangan dari kardus mi instan, berkeliling untuk menggalang dana. Semua dilakukan dengan semangat gotong royong — karena menunggu bantuan tak lagi realistis.

Pantauan di lapangan menunjukkan kondisi lingkungan yang memprihatinkan. Air hujan masih menggenang di beberapa titik, sementara dinding rumah warga dipenuhi bekas lumpur. Foto-foto banjir yang ditempel di baliho menjadi bukti nyata betapa seriusnya masalah ini.

Bagi warga, inisiatif swadaya ini adalah bentuk kepedulian sekaligus protes. Mereka tak ingin terus menjadi korban kebijakan yang tak berpihak. “Kami hanya ingin parit dibangun, supaya anak-anak kami bisa tidur tanpa takut air masuk rumah,” ujar seorang ibu rumah tangga yang ikut menyumbang semen.

Langkah warga Lingkungan II ini menjadi cermin kecil dari potret besar: ketika masyarakat terpaksa menanggung sendiri beban pembangunan yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara.

(Lentini Krisna Prananta Sembiring, SE)

Penulis

admintajam

Berita Lainnya dari Berita