Simalungun - Tajam news.co.id Sempat viral di sejumlah media sosial, terkait kasus kematian salah seorang warga Desa Mekar Bahalat, Kecamatan Jawa Maraja Bahjambi, Kabupaten Simalungun (22/09) yang membuat geger masyarakat Simalungun, serta menuai pro kontra dari ribuan netizen dan kritikan tajam terhadap kinerja dan management PTPN4 Bah Jambi serta intansi terkait yang bernaung didalam nya.
Bony (± 41 Tahun), profesi wiraswasta, warga Huta II dalam Kampung Korem, Desa Mekar Bahalat, Kecamatan Jawa Maraja Bahjambi, diketahui meregang nyawa diareal perkebunan kelapa sawit blok 63 afdeling 2 PTPN4 unit kebun bahjambi, mana kala dirinya melakukan aktifitas pencurian kelapa sawit bersama 2 orang rekan lain nya sekira pkl 01.30 dini hari.
Berdasarkan penelusuran Tajam news di Desa Mekar Bahalat, didapati sejumlah informasi dan keterangan dari beberapa orang nara sumber yang tidak ingin identitasnya diketahui, jika korban (Bony) diduga kuat meregang nyawa akibat menerima tindak kekerasan dari pihak karyawan PTPN4 dan pihak keamanan yang berujung kematian.
”Ada 3 orang mereka yang beraksi pada malam itu bang, dan si korban lah yang memegang egrek, yang 2 lagi melangsir sawit nya” ujar nara sumber yang tidak ingin identitasnya diketahui.
”Ketika mereka disergap, kawan si korban itu langsung melemparkan buah curian nya dan melarikan diri melewati parit pembatas, dan tinggal lah sendiri si bony di dalam kebun itu, yang disergap oleh oknum karyawan, security dan BKO nya” papar sumber yang merupakan teman sekampung korban.
”Berdasarkan kondisi fisik korban yang kami lihat bang, ada luka memar (biram) di rahang kanan, dan ketika tubuh beliau dibaringkan dirumah duka, seketika mengucur darah dari hidung jenazah. Bisa saya pertanggung jawabkan itu!” tegasnya menambah keterangan.
Selain sejumlah kejanggalan dan misteri didapati dari kejadian yang merenggut nyawa korban, kuat dugaan jika korban dengan sengaja telah dijebak melalui konspirasi yang tersusun rapi dengan dugaan motif dendam dan perselisihan.
”Pada saat kejadian tersebut bang, si BKO inisial maremare bertugas malam itu, dan penyergapan itu juga disertai oleh salah seorang oknum karyawan PTPN4 bahjambi inisial Rony yang menjabat sebagai centeng” terang sumber
”Coba logika kita berpikir bang, kebun PTPN4 itu ada keamanan nya, antara lain security dan BKO, ngapain ikut karyawan menyergap jam 2 malam?, ada apa antara si oknum karyawan dan oknum BKO itu? ” tambahnya. Polri Pertaruhkan Marwah Dan Profesionalisme
Tak ayal, sejumlah kejanggalan dan bukti luka memar ditubuh korban juga menjadi tanya besar ditengah kalangan masyarakat Mekar Bahalat, yang mana hingga kini menjadi pergunjingan dan memicu emosional besar antara masyarakat lokal dengan pihak PTPN4 Bahjambi yang nota bene berbatasan langsung dengan Desa Mekar Bahalat.
”Kami mendesak pihak Kepolisian agar segera bertindak tegas dan transparan dalam mengungkap kasus ini, dengan waktu yang sesingkatnya. Karena kami menduga kejadian ini melibatkan oknum karyawan dan pihak keamanan, dan kami juga tidak segan2 melakukan aksi jika keadilan tidak berpihak kepada kami masyarakat Mekar Bahalat” tegas beberapa masyarakat sekitar ketika disambangi.
Maraknya isu beredar dugaan keterlibatan oknum BKO inisial Maremare yang merupakan Oknum loreng aktif di Kesatuan Militer, serta oknum karyawan inisial Rony, menguji kinerja keras dan profesionalisme Kepolisian Resort Simalungun untuk bertindak presisi dan transparan dalam pengungkapan misteri dibalik kematian Bony yang merupakan ayah dari 3 orang anak yang merupakan tulang punggung keluarga.
”Kalau beredar isu nya sekarang, kami menduga antara pihak PTPN dan Instansi BKO itu saling buang badan bg, sementera rekan sekampung kami sudah meregang nyawa” terang salah seorang warga sekitar.
Manager Dan Askep Kompak Bungkam, Dugaan Menutupi Fakta
Reza selaku Manager PTPN4 unit kebun Bahjambi beserta Rahmad selaku Asisten Kepala ketika dikonfirmasi melalui seluler pribadinya (24/09) perihal tersebut, kedua pejabat teras kebun bahjambi tersebut ’kompak memilih bungkam’ ketika ditanyakan identitas oknum karyawan yang terlibat pada saat penyergapan berlangsung.
Berbeda keterangan dengan Vincen selaku SDM PTPN4 unit kebun Bahjambi, ketika dikonfirmasi, dirinya diduga menampik keterlibatan oknum BKO saat penyergapan, serta memilih bungkam ketika ditanyakan oknum2 yang terlibat dalam kejadian tersebut.
”Ga ada BKO saat penyergapan bg. BKO dtng saat di telpon bg” jawab Vincen melalui pesan WhatsApp. (Tim)