Medan | Tajamnews.co.id —
Trans formasi digital dunia pendidikan di Sumatera Utara memasuki babak baru. Di bawah kepemimpinan Gubernur Sumut Bobby Nasution, pelatihan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kini resmi menjadi bagian dari strategi peningkatan kualitas guru. Kolaborasi ini dijalankan bersama Google for Education melalui program Gemini Academy, menargetkan 20.000 guru SMA dan SMK untuk dilatih menguasai teknologi AI secara gratis.
Di balik semangat modernisasi pendidikan ini, muncul pertanyaan penting, sejauh mana kesiapan sekolah dan tenaga pendidik Sumut menghadapi trans formasi digital berbasis AI ?
AI di Sekolah: Dari Visi ke Implementasi
Dalam audiensi dengan tim Google for Education di Kantor Gubernur Sumut, Senin (6/10/2025), Bobby Nasution menegaskan dukungannya terhadap program tersebut.
“Kami mendukung program digital dikembangkan untuk sekolah,” ujar Bobby.
Ia menyebut bahwa penerapan AI bukan sekedar tren, melainkan kebutuhan untuk menciptakan sistem pendidikan lebih menarik, efisien, dan berdaya saing global. Saat ini, SMA Negeri 1 Beringin di Kabupaten Deli Serdang telah ditunjuk sebagai sekolah percontohan penerapan AI. Bobby menargetkan, pada tahun depan, 60 sekolah di Sumut akan menerima pelatihan serupa.
“Contohnya untuk SMK industri, karena Sumut dikenal dengan komoditas sawit dan karet bisa diolah menjadi produk turunan,” tambahnya.
Google Turun Tangan: Gemini Academy Diresmikan
Dari pihak Google, Olivia Basrin, Country Lead Google for Education, menjelaskan bahwa pelatihan ini akan berfokus pada penguasaan AI generatif bisa diterapkan dalam pembelajaran harian.
Program Gemini Academy akan memberikan pendampingan langsung, sertifikasi resmi dan akses ke praktik terbaik penggunaan AI di ruang kelas.
“Kami berikan benefit berupa pendampingan, branding resmi, praktik langsung, hingga kesempatan kunjungan ke kantor Google,” terang Olivia.
Langkah ini disebut sebagai komitmen Google dalam mendukung percepatan digitalisasi pendidikan di Indonesia, khususnya di wilayah Sumatera Utara.
Potensi dan Tantangan di Lapangan
Meski pun terlihat menjanjikan, pelaksanaan program AI di sekolah tidak lepas dari tantangan mendasar. Beberapa guru di Deli Serdang dan Langkat menyebutkan bahwa infra struktur digital di sekolah masih terbatas, mulai dari akses internet lemah hingga perangkat belum memadai.
Selain itu, sebagian guru juga belum familiar dengan teknologi AI dalam konteks pembelajaran.
“Kalau untuk teori kami bisa pahami, tapi penerapannya butuh bimbingan langsung,” kata seorang guru SMK di Deli Serdang mengikuti tahap awal pelatihan.
Pemerintah Provinsi Sumut menilai hal ini sebagai bagian dari proses adaptasi digital dan berjanji akan melakukan pendampingan berkelanjutan agar guru tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pencipta konten edukasi berbasis AI.
Mendorong Revolusi Pendidikan Sumut
Program ini dinilai menjadi langkah strategis Bobby Nasution dalam menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) digital Sumatera Utara. Kolaborasi lintas sektor antara Pemprov dan korporasi global seperti Google diharapkan mampu menciptakan ekosistem pendidikan baru selaras dengan visi Indonesia Emas 2045.
Monitoring dan evaluasi implementasi lapangan akan menjadi faktor penentu kesuksesan program ini. Tanpa sistem pengawasan dan pengukuran dampak terukur, proyek ambisius ini bisa berisiko menjadi seremonial semata.
Pelatihan AI untuk guru di Sumut melalui Gemini Academy menjadi tonggak penting dalam sejarah pendidikan daerah ini. Di tangan Bobby Nasution, digitalisasi bukan sekedar jargon, melainkan keberanian arah kebijakan.
Tantangan masih banyak, mulai dari kesiapan guru, infrastruktur, hingga budaya kerja sekolah. Bila kolaborasi Pemprov Sumut dan Google benar-benar dijalankan secpara konsisten, Sumatera Utara berpotensi menjadi provinsi pionir pendidikan berbasis kecerdasan buatan di Indonesia.
(Rosdiana Br Purba)
