Langkat | Tajamnews.co.id —
Di tengah maraknya isu sosial dan gangguan keamanan menghantui warga pedesaan, Polres Langkat memilih langkah berbeda, kembali ke akar sosial warga di masjid.
Melalui kegiatan Safari Jumat Curhat di Masjid Al Istiqomah, Lingkungan IV, Kelurahan Pekan Kuala, Kecamatan Kuala, Jumat (31/10/2025), Kapolres Langkat AKBP David Triyo Prasojo, SH, SIK, M.Si., turun langsung menyapa warga, bukan sekadar beribadah tapi mendengarkan denyut kehidupan warga dari dekat.
Kegiatan dihadiri pejabat utama Polres Langkat, Forkopimcam, serta tokoh agama dan warga itu membuka ruang dialog terbuka antara kepolisian dan warga, sebuah pendekatan empatik mulai jarang dilakukan di tengah formalitas birokrasi.
> “Kita semua mencintai Kabupaten Langkat. Mari bersama menjaga diri, keluarga dan lingkungan agar tetap tentram dan damai. Jangan mudah terprovokasi isu belum tentu benar,” ujar AKBP David di hadapan jamaah.
Di balik pesan moral itu tersimpan keprihatinan mendalam, meningkatnya ancaman narkoba dan perjudian online menyasar generasi muda di daerah. Kapolres tidak menutupinya bahkan secara terbuka meminta warga untuk menjadi mata dan telinga Polri di lapangan.
> “Kalau ada indikasi peredaran narkoba atau judi online, laporkan segera. Jangan ambil tindakan sendiri. Polri siap menangani,” tegasnya.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Data internal Polres Langkat menunjukkan, dalam tiga bulan terakhir, kasus penyalahgunaan narkoba di wilayah hukum Langkat meningkat signifikan, terutama di kecamatan-kecamatan yang jauh dari pusat kota. Aktivasi kembali sistem keamanan lingkungan (Siskamling) menjadi langkah konkret diharapkan mampu menekan angka kejahatan berbasis komunitas.
Kapolres menegaskan pentingnya kolaborasi. “Pemberantasan kejahatan tidak bisa berhasil tanpa informasi dari warga. Kita butuh keterlibatan aktif warga,” katanya.
Selain masalah hukum, Kapolres juga menyoroti pentingnya membangun ketahanan sosial, mulai dari menanamkan toleransi, kepedulian sosial, hingga mengarahkan keluarga agar menjauhi aktivitas negatif. Ia menegaskan, keamanan bukan hanya tugas aparat, tapi hasil dari solidaritas warga.
Sesi “Jumat Curhat” menjadi bagian akhir kegiatan, memperlihatkan wajah warga Kuala apa adanya, mereka menyampaikan keresahan soal keamanan malam hari, peredaran sabu di gang sempit, hingga masalah ekonomi pemicu tindak kriminal kecil. Semuanya didengar langsung tanpa sekat.
Dari balik dialog di masjid itu, terlihat arah baru pendekatan kepolisian, membangun keamanan berbasis kearifan lokal. Tidak dengan patroli semata, melainkan dengan silaturahmi dan kepercayaan.
Polres Langkat berharap pola ini bisa menjadi model untuk kecamatan lain. “Laporkan setiap masalah ke kelurahan atau kepolisian. Jangan bosan melibatkan kami, karena keamanan adalah tanggung jawab kita bersama,” tutup AKBP David.
Di tengah gejolak isu dan krisis sosial, pendekatan humanis ini mungkin menjadi cara paling efektif untuk memulihkan makna keamanan, bukan sekadar bebas dari kejahatan, tapi hadirnya rasa percaya di tengah warga.
(Lentini Krisna Prananta Sembiring, SE)