Floating Image
Floating Image
Jumat, 12 September 2025

Pukul Meja Kejari : Ngaku Orang Bupati Simalungun Jualan Baju Olah Raga, Massa Desak Tangkap SB Dan WS.


Oleh admintajam
12 September 2025
tentang Berita
Pukul Meja Kejari : Ngaku Orang Bupati Simalungun Jualan Baju Olah Raga, Massa Desak Tangkap SB Dan WS. - TajamNews

-

273 views



Simalungun - Tajam news.co.id
Aksi Unjuk Rasa Puluhan Mahasiswa dan beberapa orang tua siswa/i yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Merdeka Untuk Rakyat, didepan Kantor Kejaksaan Negeri Simalungun, hampir ricuh saat hendak menerobos gedung dengan membawakan isu ’Pendidikan Kab. Simalungun Diamputasi : Jaksa Mandul segera tangkap dan adili Vendor’ (12/09).

Diawali Orasi Tunggal Andry Napitupulu selaku Pimpinan Aksi, menyampaikan jika kehadiran aksi pada hari ini tidak membawa senjata tajam namun membawa kertas, spanduk, toa serta narasi-narasi yang akan dikeluarkan melalui mulut, dan dengan tegas bahwa aksi unjuk rasa yang dilakukan tidak ada kaitan dengan kepentingan sepihak, orderan, titipan, bahkan tekanan dari orang lain.

Lepas berorasi 10 menit, puluhan massa aksi menyusul menghampiri pimpinan aksi guna menyuarakan tuntutan nya dengan lantang.

”Tidak ada kata maaf bagi oknum-oknum yang merusak pendidikan, hingga mengamputasi dunia pendidikan di Kabupaten Simalungun ini, tangkap oknum tersebut”, ucap Gideon Surbakti

Diketahui, adapun aksi Unras tersebut dilakukan atas dasar laporan yang sudah mandek selama 52 hari, yang mana belum menerima kepastian hukum. Adapun laporan GMMUR tersebut tertanggal 21 Juli 2025 dengan nomor surat : 09199/K/GMMUR/VII/2025 tentang Laporan Pengaduan Masyarakat terkait Dugaan Penyalahgunaan Wewenang dan Tindak Pidana Korupsi Kegiatan Pengadaan Seragam Olahraga SD-SMP yang merugikan masyarakat, terkhusus kepada orang tua siswa/i SD-SMP seluruh Kabupaten Simalungun, ucap Andry dalam orasinya

Ditinjau secara langsung dilokasi, dikarenakan 20 Menit permintaan Massa Aksi agar Bapak Kajari Simalungun hadir menghampiri mereka tak kunjung hadir, pimpinan aksi dengan lantang mengucapkan  sumpah mahasiswa agar massa aksi menerobos gerbang, sehingga massa aksi berhasil masuk walaupun hampir terjadi kericuhan disela-sela menerobos gerbang, serta atas dasar kekecewaan massa aksi mereka melakukan bakar ban di depan kantor kejaksaan simalungun sambil keliling sembari menyanyikan lagu ’buruh tani mahasiswa rakyat miskin kota’.

Pihak Kejaksaan melalui Edison Situmorang selaku Kasi Intel Kejaksaan Negeri Simalungun, menanggapi dengan singkat bahwa Pihak Kejaksaan bersedia menerima Massa Aksi melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Kajari, dengan perwakilan 3 Orang dan secara langsung diliput awak media. 

Lepas berdiskusi dengan massa aksi atas tawaran dari pihak kejaksaan, Gideon Surbakti sepakat menerima tawaran tersebut, namun meminta 4 orang perwakilan dan dengan ketentuan hasil RDP nantinya agar di Konperensi Pers, guna keterbukaan publik terhadap masyarakat Kabupaten Simalungun melihat.

Disela RDP berlangsung, aksi heroik dari perwakilan pun terjadi dihadapan Kajari Simalungun, mana kala Andry membentak dan memukul meja sembari berkata ’usut tuntas kasus ini, tangkap vendor berisinial SB, WS, dan WS dan kami minta hasil RDP di publikasikan secara resmi melalui Konfrensi Pers.

”Mengapa hanya Kepala Sekolah SMP N 1 Gunung Malela diperiksa?, apakah ini ada persekongkolan?, ini sudah 52 hari, kami minta kepastian kapan kasus ini selesai”, ujar Gideon Surbakti disela bentakan diruang RDP Kejari Simalungun.

Lebih lanjut, adapun hasil RDP yang disepakati, Pertama, Irfan Hergianto selaku Kepala Kejaksaan Negeri Simalungun bersedia di awasi setiap minggu terkait laporan GMMUR. Kedua, Pihak Kejari Simalungun akan meminta klarifikasi Bupati Simalungun atas pengatasnamaan dirinya dalam upaya pelaksanaan kasus ini. Ketiga, Kajari Simalungun menjanjikan akan menyelesaikan kasus ini pada tanggal 17 Oktober 2025.

”Beri kami waktu untuk lebih melengkapi bucket data ini” ucap Irfan Hergianto.

Diakhir, Andry Napitupulu sampaikan ucapan terimakasih kepada rekan-rekan massa aksi karena masih semangat dalam perjuangan ini hingga hasil hari ini kita menang mencapai tujuan aksi kita, namun menang bukan berarti mengakhiri perjuangan. (Tjm/Tim)

Penulis

admintajam

Berita Lainnya dari Berita