Floating Image
Floating Image
Rabu, 12 November 2025

Pelayanan Ambulans Desa Lama Disorot, Warga Kecewa Sopir Tak Tanggap Panggilan Darurat


Oleh admintajam
12 November 2025
tentang Daerah
Pelayanan Ambulans Desa Lama Disorot, Warga Kecewa Sopir Tak Tanggap Panggilan Darurat - TajamNews

-

280 views



Desa Lama, 12 November 2025 — Tajamnews.co.id
Kasus memalukan kembali terjadi di Desa Lama, Kecamatan Hamparan Perak. Pelayanan ambulans desa yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam membantu masyarakat saat darurat, justru menuai kecaman keras dari warga. Hal ini bermula ketika seorang warga, Ibu Soadah, mengalami serangan stroke dan terbaring lemah di rumahnya, namun permintaan bantuan keluarga tidak segera ditanggapi oleh petugas ambulans.

Kronologi berawal ketika pihak keluarga pasien berupaya mencari pertolongan melalui Kepala Dusun IV, Sabarudin. Namun, jawaban yang diterima keluarga dinilai tidak memuaskan dan tidak memberikan solusi cepat. Dalam kondisi panik, keluarga kemudian langsung menghubungi sopir ambulans desa, berharap kendaraan segera datang menjemput pasien yang kritis.

Sayangnya, harapan itu pupus. Berdasarkan bukti percakapan yang diterima redaksi Tajamnews, sopir ambulans justru menjawab dengan nada dingin dan terkesan tidak peduli terhadap kondisi darurat warga.

> “Pak, tolong cepat datang. Ibu kami tak bisa bicara dan tubuhnya kaku,” tulis keluarga pasien dalam chat tersebut.

“Saya lagi kerja, kalau mau pakai ambulans tanya dulu sama Sekdes,” balas sopir ambulans dalam pesan singkat yang kini beredar luas di kalangan warga.


Jawaban itu sontak membuat warga geram. Dalam situasi di mana nyawa seseorang dipertaruhkan, sopir ambulans seharusnya sigap dan tanggap, bukan justru berlindung di balik alasan administratif.

Ironisnya, Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Lama yang dikenal dengan nama Ari, disebut warga jarang masuk kantor dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi ini membuat warga heran, karena sopir ambulans justru menyuruh keluarga pasien meminta izin kepada pejabat yang jarang berada di tempat.

Warga menilai, kejadian ini mencerminkan buruknya manajemen pelayanan publik di tingkat desa. “Ambulans itu bukan milik pribadi, tapi fasilitas umum. Kalau penggunaannya saja harus izin ke pejabat yang tidak pernah ngantor, berarti sistem di desa ini sudah kacau,” ujar salah satu warga dengan nada tegas.

Menurut warga lainnya, kejadian seperti ini bukan pertama kali terjadi. Beberapa kali warga mengeluhkan pelayanan ambulans desa yang sulit diakses, terutama saat dibutuhkan dalam keadaan darurat. “Kami sering dengar keluhan. Kadang ambulans tidak siap, kadang sopirnya tak bisa dihubungi. Ini jelas mencederai kepercayaan masyarakat,” ucap seorang tokoh masyarakat setempat.

Kemarahan warga semakin memuncak setelah kabar ini beredar di media sosial lokal. Banyak pihak menilai pemerintah desa lamban dan kurang tegas dalam mengawasi petugas lapangan, terutama yang berkaitan dengan pelayanan langsung kepada masyarakat.

Situasi ini menimbulkan desakan agar Kepala Desa Lama segera mengevaluasi kinerja sopir ambulans dan perangkat desa lainnya. Tak sedikit warga juga meminta Bupati Deli Serdang turun tangan langsung untuk menertibkan aparat desa yang dianggap lalai menjalankan tugas kemanusiaan.

“Jangan tunggu ada korban dulu baru sibuk klarifikasi. Ini masalah nyawa, bukan administrasi,” ujar warga lainnya dengan nada tajam.

Kasus ini menjadi pelajaran penting bahwa fasilitas publik seperti ambulans desa bukan sekadar simbol program pemerintah, tetapi alat nyata penyelamat warga yang membutuhkan penanganan cepat. Pelayanan yang lamban dan penuh alasan birokratis hanya akan memperburuk citra pemerintahan di mata rakyat.

Masyarakat berharap, kejadian ini menjadi momentum pembenahan sistem pelayanan publik di Desa Lama dan seluruh wilayah Kabupaten Deli Serdang, agar ke depan setiap warga yang membutuhkan pertolongan benar-benar merasa dilayani, bukan diabaikan.

Reporter: ZK — Tajamnews

Penulis

admintajam

Berita Lainnya dari Daerah