Simalungun - Tajam news.co.id
Kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke 80 di Kecamatan Tanah Jawa, diduga sarat akan pungli dan intervensi dari Camat Tanah Jawa Maryaman Samosir beserta panitia pelaksana kegiatan.
Pasalnya, sesuai dengan keterangan dan informasi yang dihimpun Tajam news dari beberapa nara sumber yang tidak ingin identitasnya diketahui, didapati jika jauh hari sebelum kegiatan berlangsung, para panitia yang telah terbentuk melalui penetapan Camat Tanah Jawa diduga kuat melakukan pengutipan kepada seluruh unsur forkopimca, pemangku jabatan, staf, hingga tingkat guru pengajar se-Kecamatan Tanah Jawa.
Lebih lanjut, diduga dengan dalih pengajuan proposal yang lazim dikenal bantuan sukarela, panitia pelaksana kegiatan menetapkan besaran jumlah donasi dari setiap donatur, yang mana disesuaikan berdasarkan golongan dan tingkat jabatan.
Mulai dari besaran kutipan 3.5 Jt Rupiah, hingga 50 Ribu Rupiah untuk setiap orang tenaga pengajar yang bertugas di Kecamatan Tanah Jawa. Yang mana penetapan besaran donasi tersebut diduga diketahui dan disetujui oleh Maryaman Samosir selaku Camat Tanah Jawa.
”50 ribu lah per orang, dikutip dari setiap guru bang, dan duit nya itu disetorkan ke panitia” ucap seorang guru SD di Kecamatan Tanah Jawa ketika dikonfirmasi Tajam news perihal kutipan tersebut.
”Kalau untuk Kepala Sekolah beda lagi kami dengar2 bang, mereka lebih besar jumlah donasi nya dari pada kami. Makanya kami heran, kenapa jadi terbebani kami golongan terendah ini?, apa Pemkab tidak ada anggaran dana nya?” tambahnya dengan nada kesal.
Miris, bukan nya memberikan penjelasan terkait perihal tersebut, Maryaman Samosir selaku Camat Tanah Jawa justru memilih ’bungkam’ ketika dikonfirmasi melalui seluler nya (17/08) terkait perihal tersebut.
Berbanding terbalik dengan sikap salah satu staf di Kantor Kecamatan Tanah Jawa, ASN yang tidak ingin di publish identitas nya tersebut membenarkan jika pengutipan berdalih proposal tersebut benar adanya.
”Kepala Sekolah, Guru, ASN Kantor Camat, Kelurahan, UPTD, Pangulu, memberikan donasi bang” terang staf tersebut.
”Kalau untuk Ketua Panitia Pelaksana kegiatan ini, si S.Manik lah bang” ucapnya menambahkan.
”1 Jt Rupiah dari kami di kutip setiap Kepala Desa (Pangulu) bang, bukan seperti yang tertulis di proposal itu, 750 Ribu” tegas beberapa orang Pangulu ketika ditanyai Tajam news perihal kutipan tersebut.
Minimnya sikap jujur dan keterbukaan informasi yang diperlihatkan Camat Tanah Jawa beserta S.Manik yang diduga sebagai Ketua Panitia, dituding sejumlah pihak telah berkonspirasi guna meraup keuntungan dari berlangsung nya kegiatan perayaan tersebut.
”Ketua panitia nya marga Manalu lae orang Marubun Jaya” jawab Manik ketika ditanyai dilokasi kegiatan (17/08).
”Banyak tadi kami gak dapatan konsumsi makan siang nya bang, entah gimana pun panitia nya ini, gak jelas. Padahal kami ikut dikutip loh biaya nya” ucap beberapa orang guru ketika ditanyai lepas kegiatan berlangsung.
”Gak ada kami dapat makan siang pak, siap acara langsung pulang lah kami” ungkap beberapa orang siswa yang turut serta berpartisipasi mengisi kegiatan perayaan.
Menelisik dari kejadian tersebut, Brando Nadeak selaku Ketua DPC Simalungun LSM Somasi ketika dikonfirmasi mengungkapkan, dirinya merasa geram dan mengkritisi sikap dan tindakan yang dilakukan Camat Tanah Jawa beserta Ketua Panitia.
”Apakah Pemerintah Kecamatan tidak memiliki anggaran dana untuk kegiatan tersebut?, sehingga harus membebani Pangulu2 hingga tenaga pengajar dan ASN golongan rendah. Apa beliau tidak memikirkan kesejahteraan para guru2?” kata Ketua LSM Somasi Simalungun.
”Dan layak untuk dipertanyakan sikap dari pada ketua panitia nya, mengapa harus buang badan?, dan bagaimana pertanggung jawaban mengenai aliran dana tersebut? Kok bisa konsumsi saja pun tidak merata mendapatkan nya?” kritik nya memberikan pandangan.
”Menurut hemat saya, sudah saat nya berbenah diri para pejabat di kecamatan ini, mau sampai kapan membudaya sikap buruk seperti ini?. Apalagi saya ketahui, ketua panitia nya iti seorang ketua organisasi di Kecamatan Tanah Jawa” terang Brando Nadeak.
Hingga berita ini diterbitkan, Bupati Simalungun DR. H. Anton A. Saragih belum berhasil dimintai pendapatnya terkait kejadian tersebut. (Tim)