Nias Barat | Tajamnews.co.id —
Tokoh pemuda Bowonama Waruwu mengingatkan Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, untuk menepati janji pembangunan jalan di wilayah Nias Barat. Hal itu ia sampaikan saat berbincang dengan awak media di Desa Hilimbaruzo, Kecamatan Mandrehe Utara, pada Rabu (5/11/2025).
Bowonama mengingatkan kembali bahwa Bobby pernah melewati jalan tersebut ketika melakukan kampanye bersama istrinya dan sejumlah petinggi Partai Gerindra di Nias Barat.
“Saya hanya ingin mengingatkan beliau, karena jalan dilalui dulu saat kampanye kini masih rusak parah dan belum menyentuh pembangunan,” ujar Bowonama.
Menurut Bowonama, jalur dari Simpang Hiliuso Moi menuju Ononamolo II, Tarahoso, Hilimbaruzo, hingga Desa Lahagu, ibu kota Kecamatan Mandrehe Utara, memiliki arti penting bagi warga setempat. Jalur ini menjadi nadi penghubung utama antar desa di bagian utara Nias Barat.
Ia berharap, janji Gubernur Sumut untuk memperhatikan wilayah itu tidak hanya menjadi kenangan masa kampanye.
“Kami warga Nias Barat juga bagian dari Sumatera Utara. Seharusnya pembangunan sudah merata, bukan hanya di kota besar,” tegasnya.
Bowonama juga menjabat sebagai Ketua PPID Kabupaten Nias Barat menjelaskan bahwa jalan tersebut bukan sekedar akses lokal, melainkan jalur strategis penghubung antara Kabupaten Nias, Nias Barat dan Nias Utara. Sayangnya, kondisi jalan rusak berat dan minim penerangan membuat aktivitas warga terganggu.
"Jalan ini sangat vital, namun hingga kini belum juga diperbaiki. Bahkan sejak Indonesia merdeka, pembangunan di sini bagaikan jalan di tempat," katanya dengan nada kecewa.
Selain masalah jalan, Bowonama juga menyoroti belum adanya jaringan listrik PLN memadai di wilayah Mandrehe Utara.
Menurutnya, warga di sana belum sepenuhnya merasakan manfaat dari janji kebebasan pemerintah.
“Pembangunan infra struktur dan penerangan adalah dasar kesejahteraan. Kami ingin merasakan kemerdekaan sesungguhnya, bukan hanya di atas kertas,” tegasnya lagi.
Ia juga menyoroti kondisi jembatan gantung Sungai Oyo dibangun oleh organisasi inter nasional ILO pada tahun 2012. Kini, jembatan tersebut mulai miring dan berkarat.
“Besi-besinya sudah kropos dan kami khawatir jembatan itu tidak bertahan lama. Ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah provinsi dan kabupaten,” ujar Bowonama.
Jembatan Oyo menjadi satu-satunya akses penghubung dari ibu kota Kecamatan Mandrehe Utara menuju beberapa desa seperti Taraha, Hilimbaruzo, Tarahoso, Ononamolo II dan Hiliuso Kecamatan Moi. Jika jembatan itu ambruk, warga akan benar-benar terlindungi.
Selain jalur utama, Bowonama juga menyinggung jalur kedua penghubung Desa Taraha – Hilimbaruzo – Taraha – Banua Sibohou Kecamatan Boto Muzoi. Jalur ini sudah terbuka sejak zaman Belanda, namun hingga kini belum pernah mencapai arti pembangunan.
Ia menyebutkan bahwa warga di sepanjang jalur itu sudah lama menantikan kehadiran pemerintah.
“Jalan ini sudah ada sejak dulu. Tapi sampai hari ini, tidak ada perhatian dari pemerintah daerah maupun pusat,” katanya.
Lebih lanjut, Bowonama menekankan bahwa sebagian besar desa di Mandrehe Utara termasuk dalam kategori wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Fasilitas umum seperti sekolah dan penerangan masih sangat terbatas.
Padahal, jumlah pelajar di wilayah itu mencapai lebih dari 1.200 orang dari tingkat TK hingga SMK, namun banyak harus berjuang menembus jalan berlumpur setiap hari hanya untuk bersekolah.
“Program BGN Presiden belum menyentuh daerah kami. Kami berharap perhatian nyata dari pemerintah agar anak-anak kami tidak terus terhambat dalam belajar karena jalan rusak,” ucapnya penuh harap.
Di akhir pernyataannya, Bowonama Waruwu menyampaikan pesan langsung kepada Gubernur Sumut. Ia berharap Bobby Nasution tidak melupakan janji politik pernah disampaikan kepada warga Nias Barat.
“Pak Gubernur, kami tidak meminta secara berlebihan. Kami hanya ingin merasakan kehadiran pemerintah melalui pembangunan nyata di tanah kami,” ujarnya.
Warga berharap, kepemimpinan Bobby Nasution dapat membawa perubahan nyata bagi wilayah tertinggal dari sisi infra struktur maupun kesejahteraan warga.
Selain berharap dari pemerintah provinsi, Bowonama juga mengajak seluruh elemen warga untuk ikut mendorong percepatan pembangunan. Menurutnya, kemajuan daerah hanya bisa tercapai jika semua pihak bekerja sama.
“Pemerintah memang punya tanggung jawab utama, tapi warga juga harus ikut menjaga dan berpartisipasi aktif. Kami siap bergotong royong jika ada langkah nyata dari pemerintah,” tutupnya.
(Lentini Krisna Prananta Sembiring, SE)