DK Jakarta | tajamnews.co.id
Sebuah langkah besar dalam peta politik nasional ditandai dengan konsolidasi para inisiator Nasional Gerakan Mandiri Bangsa dalam upaya mendirikan Partai Gema Bangsa. Pertemuan akbar yang berlangsung pada Jumat (17/1/2025) ini dihadiri oleh tokoh nasional, inisiator wilayah dan daerah, serta simpatisan dari seluruh penjuru tanah air.
Acara diawali dengan pembacaan Deklarasi Jakarta 2025 oleh Ike Julies Tiati yang menegaskan komitmen teguh untuk membentuk partai baru yang menjunjung tinggi semangat kemandirian bangsa.
Ketua Umum Partai Gema Bangsa, Ahmad Rofiq, menegaskan bahwa partainya bukan partai korporasi, melainkan milik bersama yang memperjuangkan kemandirian Indonesia. Ia menekankan bahwa struktur partai di daerah memiliki otonomi penuh dalam mengelola urusan internal, menghindari dominasi pusat yang selama ini membatasi gerak daerah.
“Partai Gema Bangsa tidak menghendaki daerah kehilangan daya karena kepentingan pusat. Kemandirian individu, masyarakat, dan bangsa adalah tujuan utama kami.” jelas Rofiq.
Spirit kemandirian ini tercermin dalam logo partai yang mengusung Trilogi Kemandirian, dan diperkuat dengan jargon “Indonesia Reborn, Indonesia Mandiri.”
Ketua Dewan Pembina Partai, Andogo Wiradi, mengingatkan pentingnya merujuk pada nilai-nilai budaya dan sejarah perjuangan bangsa. Ia menilai banyak kebijakan gagal karena terlalu mengadopsi model asing tanpa memperhatikan jati diri bangsa.
Sementara itu, Patrice Rio Capella menyampaikan bahwa Partai Gema Bangsa adalah representasi dari prinsip politik yang konsisten dan menyeluruh. Ia menekankan pentingnya kehadiran partai hingga ke akar rumput, dari desa hingga pusat kekuasaan, demi melahirkan pemimpin dari kalangan sendiri — bupati, gubernur, hingga menteri.
“Partai ini bukan sekadar jalan kekuasaan, tapi juga jalan ibadah. Setiap orang yang hadir di deklarasi ini harus menyebarkan kabar lahirnya Partai Gema Bangsa ke seluruh penjuru negeri,” tutup Rio Capella.
(Rosdiana Br Purba)
