Batu Bara | Tajamnews.co.id —
Sebanyak 100 guru sekolah dasar (SD) di Kabupaten Batu Bara sukses menuntaskan pelatihan intensif selama tiga bulan dalam program Fasilitator Daerah (Fasda) Tanoto Foundation. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kompetensi guru dalam memanfaatkan media pembelajaran sederhana sekaligus mendorong siswa memahami numerasi berbasis lingkungan bahagia.
Program berlangsung sejak Juli hingga September 2025, mencakup tahap persiapan, pelatihan, serta pendampingan langsung di sekolah. Kegiatan difasilitasi dua tim penggerak Fasda: Tim Guru Bisa yang digawangi Lili Gusni, Siti Najaliyah, dan Juni Hari Yanto, serta Tim Lentera yang terdiri atas Arief Mahdian, Desi Yusnizar, Merli Gultom, Wan Syahfina Yahmi Hasibuan dan Syamsul Susidi.
Menurut Juni Hari Yanto dari Tim Guru Bisa, inisiatif Fasda Perubahan lahir dari dua tantangan utama dunia pendidikan dasar di Batu Bara.
“Pertama, Rapor Pendidikan 2025 menunjukkan capaian numerasi siswa SD masih di kategori sedang. Kedua, minimnya penggunaan media pembelajaran di kelas membuat proses belajar cenderung monoton dan kurang kontekstual,” ujarnya dalam kegiatan Peningkatan Gelar Karya Kompetisi Guru SD di Aula Kantor Bupati Batu Bara, Kamis (16/10/2025).
Melalui pelatihan ini, guru-guru diajak berinovasi menciptakan media pembelajaran berbasis lingkungan sekitar sekolah. “Harapannya, siswa dapat memahami konsep numerasi dengan lebih mudah, menyenangkan, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari,” tambah Juni.
Regional Lead Tanoto Foundation, Medi Yusva, memberikan apresiasi atas semangat para guru peserta pelatihan.
“Para fasilitator daerah ini adalah aset berharga. Kami tidak ingin sekadar datang, melatih, lalu pergi. Kami ingin membangun kapasitas lokal agar para fasilitator inilah menjadi penggerak perubahan pendidikan di daerahnya,” tutur Medi.
Ia menegaskan bahwa keterbatasan jangkauan Tanoto Foundation tidak menjadi penghalang, sebab keberadaan fasilitator daerah menjadi solusi strategis untuk memperkuat kompetensi guru serta menyesuaikan program dengan kebutuhan lokal.
“Kalau pendidikan adalah obat, maka para fasilitator ini tahu penyakitnya dan tahu cara mengobatinya,” tegasnya.
Medi juga menekankan pentingnya keberlanjutan program dengan dukungan Dinas Pendidikan Kabupaten Batu Bara, agar model pelatihan serupa bisa diadopsi oleh kelompok belajar di seluruh wilayah.
“Program Fasda Perubahan ini sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, yakni membangun generasi cerdas dan berkarakter melalui pendidikan berkualitas,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Bupati Batu Bara, Syafrizal, turut memberikan apresiasi.
“Kegiatan ini sangat penting untuk mendorong guru meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi, karena dua hal ini merupakan fondasi utama pendidikan,” ungkapnya.
Pelatihan dan pendampingan ini melibatkan 100 guru dari 20 sekolah dasar di tiga kecamatan, dan diharapkan menjadi cikal bakal lahirnya ekosistem pembelajaran inovatif dan berkelanjutan di Batu Bara.
(Lentini Krisna Prananta Sembiring, SE)