Medan | Tajamnews.co.id —
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Bobby Nasution menyebut, kuota Program 3 Juta Rumah bertambah sebanyak 5.000 unit bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) Sumut.
"Kita sangat berterima kasih kepada pak menteri yang langsung menambah kuota 5.000 unit tahun ini," ungkap Bobby usai sosialisasi kredit program perumahan di Medan, Kamis.
Tambahan ini, lanjut dia, membuat total kuota Kredit Pemilikan Rumah (KPR) program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di wilayah Sumut meningkat dari 15.000 menjadi 20.000 unit.
Penambahan ini disetujui Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) RI Maruarar Sirait usai Gubernur Sumut Bobby Nasution mengusulkan peningkatan kuota KPR program FLPP tahun depan.
Namun, Menteri PKP Maruarar Sirait yang akrab disapa Ara ini memutuskan tidak perlu menunggu waktu lama, dan memberikan tambahan kuota KPR program FLPP itu tahun ini juga.
"Developer, kontraktor hingga pemasok bahan bangunan semua menyatakan siap. Jadi kita harus optimistis target ini bisa tercapai," tegas Bobby.
Gubernur juga menyebutkan, saat ini masih terjadi kesenjangan hunian perumahan yang masih tinggi di Indonesia mencapai sekitar 938.217 rumah tangga.
Bobby juga menilai, tambahan kuota KPR program FLPP bagi MBR tersebut menjadi langkah penting dalam mempercepat pemenuhan hunian layak bagi masyarakat Sumut.
"Backlog kita cukup tinggi. Masih banyak masyarakat yang belum memiliki rumah, belum lagi yang layak huni. Jadi, harus kejar agar masyarakat kita segera memiliki tempat tinggal yang layak," kata Bobby.
Menteri PKP Maruarar Sirait menegaskan, bahwa pentingnya kerja sama seluruh pihak terkait agar target pembangunan rumah subsidi ini dapat tercapai dalam waktu yang singkat.
"Tidak ada yang bisa bekerja sendiri. Ini tinggal tiga bulan lagi, jadi harus kompak. Nanti pak gubernur bantu soal perizinan, bank bantu soal pendanaan, dan lainnya," ujar Maruarar.
Ia juga menekankan, Program 3 Juta Rumah tidak hanya berfokus pada penyediaan hunian yang layak, tetapi mendorong pertumbuhan ekonomi melalui ekosistem pembangunan perumahan yang kuat.
"Program ini menciptakan ekosistem ekonomi yang luas. Ada penjual material, kontraktor, developer hingga perbankan. Seperti saat ini, BRI permudah UMKM bidang konstruksi mengakses pendanaan,” kata Ara.
Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian yang turut menghadiri sosialisasi ini menambahkan, sektor perumahan memiliki efek ganda signifikan terhadap perekonomian nasional.
"Program 3 Juta Rumah diperkirakan berkontribusi sekitar dua persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, program ini juga melibatkan berbagai sektor, mulai pemerintah daerah, swasta hingga masyarakat," kata Tito.
(Lentini Krisna Prananta Sembiring, SE)