Deli Serdang | Tajamnews.co.id –
Dosen Ilmu Hukum Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Ahmat Fauri, menegaskan bahwa penyandang disabilitas tidak hanya membutuhkan peluang, tetapi ruang nyata untuk berkembang secara setara.
> “Ruang saja kasih, maka peluang akan berdatangan. Kalau hanya peluang, itu datangnya sesekali dan jarang. Ketika ruang tersedia, kesempatan akan muncul dengan sendirinya,” ujar Fauri, Sabtu (27/9/2025).
Ia mencontohkan dirinya yang diberi ruang mengajar di kampus almamaternya. Menurutnya, pengalaman tersebut membuktikan ruang lebih berharga bagi disabilitas ketimbang peluang sesaat.
Namun, Fauri menilai perhatian pemerintah maupun masyarakat di Sumatera Utara masih minim. Ia menyoroti fasilitas publik yang seharusnya ramah difabel, seperti toilet khusus di rest area jalan tol, kerap dipakai masyarakat umum.
> “Sudah jelas ada label disabilitas, tapi tetap dipakai warga lain. Ini menunjukkan rendahnya kesadaran publik,” tegas lulusan Pascasarjana Universitas Gadjah Mada itu.
Fauri menekankan bahwa pembangunan infrastruktur, pendidikan, hingga akses kerja bagi penyandang disabilitas belum sepenuhnya inklusif. Karena itu, ia mendesak DPR RI dan pemerintah daerah menggagas regulasi yang menjamin hak-hak difabel secara menyeluruh.
> “Perhatikanlah kami, wahai para pemerintah. Kami juga bagian dari warga Sumut, warga Indonesia. Kami ingin merasakan fasilitas yang inklusif sebagaimana mestinya,” ujarnya.
Menurutnya, masih banyak penyandang disabilitas kesulitan memperoleh pekerjaan. Kondisi ini akan terus terjadi bila regulasi inklusif tidak segera hadir.
> “Regulasi inklusif harus hadir agar kaum disabilitas bisa hidup dan berkembang secara layak, baik di bidang pendidikan, ekonomi, maupun sosial,” pungkasnya.
(Lentini Krisna Prananta Sembiring, SE)
