Floating Image
Floating Image
Selasa, 9 Desember 2025

Diduga Berniat Cuci Selongsong Dan Bertindak Arogan, ’Kepala Rudianto’ Jadi Sasaran Peluru Dikebun PTPN4 Marihat


Oleh admintajam
05 Desember 2025
tentang Peristiwa
Diduga Berniat Cuci Selongsong Dan Bertindak Arogan, ’Kepala Rudianto’ Jadi Sasaran Peluru Dikebun PTPN4 Marihat - TajamNews

-

564 views



Simalungun - Tajamnews.co.id
Lagi-lagi, tragedi memilukan terjadi di kawasan perkebunan kelapa sawit milik PTPN IV, yang merupakan aset pemerintah bidang BUMN. Mulai dari hilangnya nyawa Bony (41), warga Desa Mekar Bahalat, yang diduga tak kunjung tuntas kasusnya—hingga gemparnya warga di Kecamatan Tanah Jawa akibat penembakan yang terjadi di Blok 52, simpang pondok 8, PTPN4 Unit Kebun Marihat, Rabu (03/12/2025).

Rudianto (43), warga Huta 1, Nagori Marubun Jaya, Kecamatan tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, menjadi korban dugaan penganiayaan dan penembakan yang mengakibatkan kondisi kritis akibat bersarang nya peluru di kepala korban.

Berdasarkan penuturan dari seorang sumber anonim kepada Tajam news (04/12), kejadian tragis tersebut menggemparkan warga Marubun Jaya setelah mendengar suara tembakan di malam hari, yang belakangan diketahui mengenai kepala bagian belakang bawah, hingga menembus ke atas, yang mana hingga kini masih bersarang di tengkorak kepala korban.

”Malam itu kami memang mendengar ada suara tembakan bang, dan setelah itu heboh lah orang satu kampung. Ternyata si Rudi (korban) ditembak di dalam kebun itu, dan dilarikan ke RS Balimbingan”, terang sumber yang merupakan warga sekitar.

”Mungkin pada malam itu, mau ngambil sawit kebun mereka. Buktinya, ada kok satu orang teman nya yang tertangkap dan kami lihat diborgol, tapi gak dianiaya!”, tambah nya.

Seorang sumber dalam yang identitasnya tidak ingin dipublish juga menambahkan, saat malam kejadian, Rudi bersama seorang rekan nya inisial Jos diduga hendak mengambil sawit milik PTPN4 Kebun Marihat, namun na'as nasib berkata malang.

Dalam kondisi kritis, korban yang sempat dilarikan ke ICU RS Balimbingan guna penanganan darurat, tak dapat ditangani oleh pihak medis. Selanjutnya, korban dirujuk ke RS Vita Insani guna penanganan intensif ahli bedah, untuk mengeluarkan peluru yang masih bersarang di kepala korban.

”Gak tertolong bang di RS Balimbingan, makanya dirujuk ke Vita Insani. Saat ini kondisi beliau sangatlah kritis dan memprihatinkan. Dan saya dengar kabarnya, disanapun dokternya gak berani mengambil resiko mengeluarkan peluru, karena sudah sempat terhimpit oleh otak”, terang seorang sumber yang ikut menghantarkan korban ke rumah sakit.

”Kabarnya, ada 2 peluru bersarang di otak korban, sehingga sangat tipis kemungkinan menyelamatkan. Dan kemungkinan pelakunya itu memakai senapan angin yang kayak model pcp itu bang, model terbaru itu, bisa berapa kali nembak”, ungkapnya.

”Inilah salah satu kekejaman dan kebrutalan pihak kebun PTPN4 kepada masyarakat. Sekalipun maling sawit, apa harus nyawa yang direnggut?, yang meninggal kemarin di Kebun Bahjambi aja belum ditangkap pelaku nya, sekarang sudah berani main tembak aja”, gumam seorang warga simpang pondok 8.

”Sudah terlalu arogan ini tindakan nya bang, main hakim sendiri. Kalau dia mau cuci selongsong, ke pohon sawit itu aja ditembak kan, jangan ke orang lain”, ucap warga lain dengan geram.

Ditempat terpisah, berdasarkan penelusuran Tajam news disekitar rumah korban, selain dugaan penganiayaan dan ditembak, yang diduga kuat dilakukan oleh oknum keamanan PTPN4 Kebun Marihat, dalam melakukan perbuatan keji nya pelaku diduga dalam pengaruh minuman keras dan narkoba, sehingga dengan gelap mata bertindak keji kepada korban.

Kasus ini tentunya menambah rangkaian rentetan kriminal yang terjadi di tubuh PTPN4, dalam menjaga aset perusahaan milik BUMN tersebut. Tentunya menjadi PR penting bagi Kepolisian Resort Simalungun, guna bertindak cepat dan transparan dalam mengungkap pelaku dibalik kejadian ini, bukan menjadi kasus mangkrak yang sebelumnya terjadi di kebun bahjambi sekira 2 bulan silam.

Jika kejadian tragis ini tidak segera dijawab dengan tindakan nyata oleh PTPN4 dan Kepolisian Resort Simalungun, kuat dugaan hal ini akan memicu kemarahan publik-atas kejadian yang dinilai tidak sepantasnya menjadi ganjaran atas perbuatan tersebut.

Hingga berita ini diterbitkan, Manager PTPN4 Unit Kebun Marihat, Andi Sahatma Purba, masih memilih bungkam tanpa memberi keterangan ketika dikonfirmasi. Orang nomor satu di Kebun Marihat tersebut diduga merasa RISIH menanggapi kejadiaan tragis yang dialami Rudianto, warga Nagori Marubun Jaya. (Tim)

Penulis

admintajam

Berita Lainnya dari Peristiwa