Floating Image
Floating Image
Sabtu, 1 November 2025

Polisi dan Umat Bersatu Menjaga Kerukunan: Simbol Toleransi dan Sinergi Keamanan dari Vihara Avalokitesvara Stabat


Oleh admintajam
31 Oktober 2025
tentang Daerah
Polisi dan Umat Bersatu Menjaga Kerukunan: Simbol Toleransi dan Sinergi Keamanan dari Vihara Avalokitesvara Stabat - TajamNews

-

222 views



Langkat | Tajamnews.co.id — 
Di tengah derasnya arus isu intoleransi dan gesekan sosial kerap menguji persatuan bangsa, Kabupaten Langkat justru menghadirkan potret berbeda. Sebuah momentum kebersamaan tercipta saat Kapolres Langkat AKBP David Triyo Prasojo, S.H., S.I.K., M.Si. menghadiri peresmian Gedung Baru Xuan Tian Shang Di di Vihara Avalokitesvara, Jalan R A Kartini, Kecamatan Stabat, Rabu (29/10/2025).

Bagi sebagian orang, acara peresmian rumah ibadah mungkin sekadar agenda seremonial. Di Stabat, peristiwa ini menjadi simbol toleransi dan sinergi antar umat beragama jarang terlihat seutuh ini.

Ragam Kehadiran dalam Satu Semangat
  Pukul 10:00 WIB, halaman Vihara Avalokitesvara dipenuhi umat Buddha dan warga sekitar dari berbagai latar belakang. Di antara tamu undangan tampak Pembimas Buddha Kementerian Agama Sumut Sukasdi, S.E., M.A., Dandim 0203/Langkat Letkol Inf Medwin Sangkakala, S.Sos., M.Han., serta perwakilan Bupati Langkat, Drs. H. Rudi Kinandung, M.AP.

Hadir pula tokoh lintas iman: Ketua Walubi Sumut Dr. Brillian Moktar, S.E., M.M., M.H., Ketua FKUB Langkat Panjang Harahap, Ketua MUI Langkat H Zulkifli Ahmad Dian Lo, M.A., Ketua PSMTI Sumut Lim Hui Tat dan Ketua Majabumi Tanah Suci Pandita Solihin Chandra.
Kehadiran mereka menandakan bahwa Vihara Avalokitesvara bukan sekedar tempat ibadah umat Buddha, melainkan juga ruang kebangsaan pemersatu berbagai golongan.

Ritual, Prasasti dan Kepedulian Sosial
  Prosesi peresmian berlangsung khidmat. Pembina Yayasan Vihara Avalokitesvara Stabat Tony Wijaya, B.B.A., dan Ketua Panitia Pembangunan Tjoa Moy Hay (Effendy) memotong pita dan menarik tirai sebagai tanda dibukanya gedung baru.
Tidak lama kemudian, Pembimas Buddha Kemenag Sumut Sukasdi menanda tangani prasasti peresmian, menegaskan keabsahan dan makna spiritual bangunan kini berdiri megah di tengah Stabat.

Paling menyentuh bukan kemegahan arsitektur vihara itu, melainkan pembagian 800 karung beras (masing-masing 10 kilogram) kepada warga sekitar.
Bagi warga kecil, bantuan itu bukan hanya sembako, melainkan simbol kasih dan kepedulian lintas keyakinan. Dari vihara untuk warga, tanpa melihat siapa mereka.

Pesan Damai dari Kepolisian
  Dalam sambutannya, Kapolres Langkat AKBP David Triyo Prasojo menyampaikan pesan menyejukkan. Ia tidak sekadar hadir sebagai pejabat, melainkan juga sebagai pelindung warga memahami arti penting toleransi dan harmoni sosial.

> “Kami mengucapkan selamat atas diresmikannya gedung baru Vihara Avalokitesvara. Kehadiran tempat ibadah ini bukan hanya memperkaya kehidupan spiritual, tetapi juga memperkuat kebersamaan antar umat. Kepolisian akan terus memastikan keamanan di setiap tempat ibadah, tanpa membeda-bedakan keyakinan,” ujarnya.

AKBP David juga menegaskan bahwa kerukunan antar umat beragama adalah pilar utama persatuan bangsa. Ia mengajak seluruh elemen warga Langkat untuk terus membangun suasana damai, saling menghargai, dan menjaga keberagaman sebagai kekuatan bersama.

Menelusuri Makna di Balik Peresmian
  Jika dicermati lebih dalam, peresmian Gedung Baru Xuan Tian Shang Di bukan sekadar kegiatan ritual keagamaan.
Peristiwa ini mencerminkan model sosial baru di mana lembaga keagamaan dan aparat penegak hukum berkolaborasi menciptakan ruang toleransi.

Di tengah tantangan global sering memicu perpecahan, Langkat menampilkan wajah berbeda, sebuah kabupaten menjadi tempat ibadah sebagai ruang integrasi sosial dan kebersamaan lintas etnis serta agama.

Vihara Sebagai Pusat Kebajikan dan Perdamaian
  Bagi umat Buddha di Stabat, vihara bukan hanya rumah doa, melainkan juga pusat aktivitas sosial dan kebajikan.
Ketua Panitia Peresmian Thomas Saputra menuturkan bahwa pembangunan gedung baru ini merupakan bentuk syukur dan dedikasi kepada warga.

> “Kami ingin vihara ini menjadi tempat menanam kebaikan, tempat semua orang diterima tanpa melihat perbedaan,” ujarnya usai acara.

Komitmen itu tampak nyata dari kegiatan sosial rutin dijalankan, termasuk pembagian sembako kepada warga lintas agama. Di sinilah nilai kemanusiaan melampaui sekat keyakinan.

Pesan Menggema dari Stabat
  Dari Stabat, Langkat, gema pesan damai itu mengalun luas. Bahwa toleransi bukan sekadar wacana, tetapi aksi nyata bisa dimulai dari ruang-ruang kecil seperti vihara, masjid, gereja dan pura, tempat warga bertemu dalam kesamaan nilai: kemanusiaan dan kasih.

Di bawah sinar matahari pagi dan di tengah suasana khidmat peresmian, semangat itu terasa kuat.
Kapolres, tokoh agama dan warga duduk sejajar, tidak ada batas, tidak ada jarak.
Hanya satu pesan tersisa dari Vihara Avalokitesvara Stabat:
“Kerukunan adalah pondasi kedamaian dan damai adalah bentuk tertinggi dari ibadah.”

(Lentini Krisna Prananta Sembiring, SE)

Penulis

admintajam

Berita Lainnya dari Daerah