Simalungun - Tajam news.co.id Kisruh permasalahan sengketa lahan PT. Kwala Gunung (dengan alas hak izin prinsip) dengan masyarakat di 3 Desa di Kecamatan Huta Bayu Raja, diketahui berujung pada pertemuan yang diselenggarakan di balai pertemuan Kantor Kepala Desa Pokkan Baru, Kecamatan Huta Bayu Raja, Kabupaten Simalungun (10/09), yang dihadiri Kepala Desa Pokkan Baru, Kepala Desa Mariah Hombang, Tokoh Masyarakat, serta personil anggota kepolisian Polsek Tanah Jawa.
Pertemuan yang berakhir dengan suasana kisruh tersebut, menimbulkan polemik dan kecurigaan yang besar, antara kedua pemimpin desa (Kades), pihak polsek tanah jawa, serta salah seorang oknum pengusaha inisial Barita DS yang diketahui merupakan perwakilan dari pihak PT. Kwala Gunung.
Pasalnya, lepas pertemuan yang tidak berujung mufakat tersebut, Barita DS diduga dengan sengaja menghampiri salah seorang Kades dan salah seorang perwira beserta rekan lain nya kepolisian yang bertugas di Polsek Tanah Jawa disalah satu rumah makan, dengan melontarkan tudingan yang diduga menimbulkan pencemaran nama baik, serta diduga berusaha mengintervensi oknum perwira yang sedang menjalankan tugas tersebut dihadapan umum.
”Dison do dalang na (disinya dalang nya), dison do panakko na (disini nya pencuri)” ucap Mendra Siregar selaku Kepala Desa Mariah Hombang menirukan perkataan Barita DS dihadapan oknum perwira Polsek Tanah Jawa.
”Jelas saya merasa keberatan dan tidak terima, karena dengan jelas dalam rekaman video tersebut, dia mengeluarkan statement tersebut sembari mengacungkan jari tangan nya ke arah kami duduk. Apa bisa dipertanggung jawabkan perkataan nya itu?, ada bukti saya mencuri sawit dia?” terang Mendra ketika dikonfirmasi (10/09).
”Saya juga meminta agar dia (Barita DS) mengkarifikasi perkataan nya tersebut, karena sejatinya kami dalam permasalahan ini adalah selaku pemerintah desa, yang harus mengutamakan kepentingan rakyat nya” tegas nya.
Lebih lanjut, diketahui berdasarkan postingan video di akun tiktok milik Mendra Siregar, Barita DS dengan sengaja melontarkan kalimat ’Pasahat tu Kapolda’ (Sampaikan ke Kapolda) serta menuding pihak Kepolisian Polsek Tanah Jawa sudah berkonspirasi dengan pemerintah desa.
Jepri Gultom selaku Kepala Desa Pokkan Baru ketika dikonfirmasi (10/09) menyebutkan, dirinya mempertanyakan netralitas Kepolisian Polsek Tanah Jawa, mengingat slogan yang digadang instansi penegak hukum tersebut, Polri untuk masyarakat, Presisi, melindungi dan mengayomi masyarakat.
”Ada apa dengan polsek tanah jawa?. Masa seorang oknum pengusaha dengan berani nya mengintimidasi perwira polisi didepan umum, hanya karena makan siang bersama Kades dan rekan lain nya?” terang Jepri Gultom dengan nada kesal.
”Layak untuk dipertanyakan kinerja Polsek Tanah Jawa, dan saya tegaskan kembali, saya selaku Kepala Desa Pokkan Baru akan selalu berjuang dan mengedepankan kepentingan masyarakat saya dengan mencari solusi yang terbaik, bukan dengan arogansi” tegas Kepala Desa Pokkan Baru.
Belum diketahui pasti, apa maksud dan tujuan Barita DS dalam penyampaian perkataan tersebut kepada salah seorang oknum perwira Polsek Tanah Jawa. Namun kuat dugaan, jika Barita DS sudah memiliki bukti yang kuat atas pernyataan yang dilontarkan nya. Hingga berita ini ditayangkan, Barita DS belum berhasil dikonfirmasi terkait perihal tersebut.
Diwaktu yang berbeda, Kompol Asmon Bufitra SH selaku Kapolsek Tanah Jawa ketika dikirimi rekaman video tersebut melalui seluler pribadinya, dirinya belum memberikan tanggapan terkait perihal tersebut. Namun diharapkan, kiranya Kepolisian Resort Simalungun melalui Sektor Tanah Jawa bertindak profesional dan tegas dalam penanganan perkara tersebut, mengingat situasi panas nya suhu politik yang baru saja terjadi di Indonesia, dan serangkaian kejadian yang menimbulkan konflik pro dan kontra antara masyarakat dan pihak Kepolisian RI. (Tjm/Tim)