Simalungun - Tajamnews.co.id
Lepas pemberitaan Tajam news yang menyita ribuan pembaca perihal dugaan penganiayaan yang dialami salah seorang siswi SMP Negeri 2 Tapian Dolok, Kabupaten Simalungun, inisial FR, tampak nya diduga hanya angin lalu bagi Hasda Simanungkalit (Hasda) selaku korwil dan Rosita Damanik selaku Kepala Sskolah (Kepsek) SMP negeri 2 Tapian Dolok, mana kala kedua bersikap bungkam (masa bodoh) ketika dikonfirmasi melalui seluler nya.
Mirisnya, meskipun kejadian tersebut telah menjadi atensi Kapolres Simalungun AKBP Marganda Aritonang SH, S.IK, MH atas laporan kepolisian yang dilayangkan oleh Harahap selaku orang tua korban di unit PPAI, hingga saat ini (06/05) diketahui belum adanya itikad baik dari Hisar Pangaribuan (Hisar) selaku terlapor maupun dari Hasda selaku Korwil Dinas Pendidikan unit Kecamatan Tapian Dolok dan Rosita Damanik selaku Kepsek guna me-mediasi kedua belah pihak.
Lebih lanjut, FR yang duduk dibangku kelas VII, dikediaman nya (02/05) mengungkapkan, dirinya hingga saat ini masih merasakan tekanan mental akibat perbuatan Hisar terhadap nya.
"Awal nya saya berantam dengan teman saya inisial RZ ketika saya sedang menyapu ruangan kelas sehabis jam sekolah pak. Setelah kami ribut cekcok mulut, si RZ keluar dari kelas, dan disitu lah langsung datang pak Hisar menghampiri saya", urai FR menjelaskan.
"Langsung ditampar nya pipi saya sebelah kiri dan juga bibir saya, dan ketika saya hendak menanyakan alasan dia menganiaya saya, dia (Hisar) mau menampar saya lagi, beruntung saya mengelak sehingga tangan nya tidak mengenai saya pak", tambah nya.
"Akibat tamparan bapak itu pipi dan bibir saya terasa sakit pak, dan pada pipi saya juga ada luka gores. Dan hingga kini saya jadi sering di ejek2 oleh teman di sekolah", kata FR.
"Lepas kejadian kemarin, saya juga gak pernah dipanggil oleh Ibu Kepala Sekolah ataupun guru lain untuk dimediasi dengan pak Hisar itu, dan beliau pun jarang masuk mengajar di sekolah pak" terang FR.
Ditempat yang sama, Harahap selaku orang tua FR ketika dikonfirmasi mengungkapkan, dirinya merasa keberatan dengan perlakuan HP terhadap putri nya, sehingga dengan tegas dirinya melaporkan kejadian tersebut ke unit PPAI Polres Simalungun.
"Saya tidak terima dengan perlakuan pak HP itu terhadap anak saya bang, banyak cara untuk menegur dan menasehati anak didik, tidak harus dengan kekerasan" tegas Harahap kepada Tajam news.
"Mirisnya bang, ketika petugas polisi datang cek TKP ke sekolah itu, saya diusir kepala sekolah nya, apa sekolah itu milik pribadi nya?, sepertinya ada yang mereka tutupi dari saya" terang nya.
"Dan sesuai hasil komunikasi dengan kepolisian, dalam waktu dekat ini saya dan anak saya beserta saksi akan di BAP bang guna proses selanjutnya" tambah harahap menjelaskan.
Diwaktu terpisah, Kapolres Simalungun AKBP Marganda Aritonang S.IK SH, MH ketika dikonfirmasi melalui seluler pribadinya (03/05) mengungkapkan, jika hal tersebut akan segera diproses demi keadilan hukum.
"Oke, trims. Akan segera ditindak lanjuti" tegas Marganda Aritonang melalui pesan whatsapp nya.
Diduga bersikap apatis, hingga berita ini diterbitkan korwil Kecamatan Tapian Dolok Hasda Simanungkalit memilih bungkam tanpa memberi keterangan ketika dikonfirmasi melalui seluler nya, sementara oknum guru inisial Hisar Pangaribuan hingga kini belum dapat dikonfirmasi terkait peristiwa tersebut.
Eva Rontaline Sinaga Amd.Par selaku Komisi IV DPRD Simalungun ketika ditanyai pendapat nya (06/05) mengungkapkan, dirinya juga mempertanyakan akan sikap bungkam nya Korwil dan Kepsek SMP Negeri 2 Tapian Dolok terhadap dugaan penganiayaan tersebut.
"Mengapa mereka sampai bungkam?, Nah ini dia yg utama. Jika sudah sampai ke ranah hukum, kita tunggu saja tindakan polres simalungun ya pak" ungkap Eva Sinaga yang membidangi Pendidikan Kabupaten Simalungun.
"Nanti saya sharing sama Ketua komisi IV ya, apa pendapat beliau akan saya info sama bapak.
Mantap berita nya pak, tetap semangat menyuarakan keadilan" ungkap Eva Rontaline Sinaga Amd. Par, Komisi IV DPRD Simalungun.
Diharapkan, Bupati Simalungun Anton Saragih agar segera mengambil sikap tegas mengevaluasi kinerja Korwil Tapian Dolok, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Tapian Dolok serta Hisar Pangaribuan yang diketahui selaku oknum guru yang mengajar bidang studi Muata Lokal, guna menciptakan lingkungan pendidikan di Kabupaten Simalungun yang bebas dari tindak Kekerasan terhadap anak dibawah umur. (Tim)