Mandailing Natal | Tajamnews.co.id — 
Tiga puluh tiga tahun berlalu sejak Musa Rajeksha (akrab disapa Ijeck) pertama kali menapaki tanah Singkuang bersama ayahandanya, Almarhum Haji Anif. Kini, di tempat dulu hanya dikelilingi hutan dan sungai Batang Gadis, dua masjid berdiri megah, Masjid Al Musannif Desa Singkuang 1 dan Masjid Al Musannif Desa Sikapas.
Dua rumah ibadah ini menjadi masjid ke 58 dan ke 59 dari program pembangunan 99 masjid amanah Haji Anif semasa hidupnya.
“Alhamdulillah, kami sekeluarga anak almarhum Haji Anif mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada keterlibatan seluruh pihak dalam pembangunan masjid ini,” ujar Ijeck dalam sambutannya, Kamis (23/10/2025), di Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Dari Rimba Singkuang ke Rumah Ibadah
  Ijeck mengenang, perjalanannya ke Desa Singkuang pada tahun 1992 bukan perjalanan biasa. Saat itu, wilayah tersebut masih bagian dari Kabupaten Tapanuli Selatan, jauh sebelum pemekaran Mandailing Natal. Jalan darat nyaris tidak ada, dan untuk mencapai lokasi mereka harus menelusuri sungai Batang Gadis.
Kedatangan pertama itu bermula dari undangan Gubernur Sumut Raja Inal Siregar kepada Haji Anif, kala itu menjabat sebagai Ketua Perbakin Sumut, untuk mengikuti pertandingan berburu babi hutan, hewan hama bagi warga setempat.
Dari kegiatan berburu itu, lahirlah gagasan besar. Raja Inal meminta Haji Anif membantu mengembangkan potensi Desa Singkuang, mulai dari sarang burung walet hingga perkebunan rakyat.
“Pak Raja Inal dan ayah saya bersahabat. Beliau bilang, ‘Mau nggak bantu warga sana, urus walet, urus lahan?’ Dari situlah kami datang ke sini,” kenang Ijeck.
Amanah Selalu Menyala
  Tiga dekade kemudian, Ijeck masih setia melanjutkan amanah itu. Ia teringat dua tahun sebelum sang ayah berpulang, Haji Anif memintanya untuk membangun 99 masjid di seluruh penjuru negeri. Saat itu, Ijeck menjabat sebagai Wakil Gubernur Sumatera Utara.
“Beliau bilang, jangan kau pakai uang pemerintah satu rupiah pun. Bangunlah masjid itu dari uangmu sendiri, sebagai amal jariyah,” tuturnya menirukan pesan ayahanda.
Kini, setiap pendirian masjid di bawah Yayasan Haji Anif bukan sekedar bangunan ibadah, melainkan monumen nilai-nilai ketulusan dan keberkahan.
Pesan untuk Generasi Muda
  Dalam kesempatan itu, Ijeck berpesan agar warga dan pengurus BKM tidak sekedar menjaga bangunan, tetapi memakmurkan masjid dengan aktivitas keagamaan dan sosial.
“Jangan biarkan masjid hanya diisi orang tua. Anak muda juga harus datang, ramaikan, dan jadikan masjid pusat kegiatan umat,” katanya.
Baginya, pembangunan masjid bukan akhir dari sebuah program, melainkan awal dari gerakan spiritual dan sosial untuk membangun peradaban berlandaskan iman.
Dengan berdirinya dua masjid baru di Singkuang 1 dan Sikapas, Yayasan Haji Anif kembali menorehkan jejak pengabdian. Kisah ini menjadi saksi bahwa amanah seorang ayah dapat hidup selamanya, selama generasi penerusnya setia menjaga peninggalan cahaya.
(Lentini Krisna Prananta Sembiring, SE)